John Lennon 29 Tahun Lalu

Hari ini dua puluh sembilan tahun lalu—tepatnya 8 Desember 1980 sekitar pukul 11.00 malam—John Lennon tewas terbunuh. Seorang pemuda bernama Mark David Chapman menembaknya dari jarak dekat pada bagian belakang. John sempat dilarikan ke rumah sakit St.Lukes’s-Roosevelt Hospital Center. Namun luka-luka akibat tembakan begitu parah sehingga nyawanya tidak tertolong lagi. Tak lama kemudian, pihak rumah sakit mengeluarkan pernyataan bahwa John telah meninggal dunia.

Pembunuhan itu terjadi persis di dekat gerbang St.Dakota—sebuah kawasan apartemen  di kota New York. Malam itu John Lennon bersama isterinya Yoko Ono sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Keduanya baru saja meninggalkan studio rekaman Record Plant untuk menggarap sebuah lagu berjudul “Walking On the Thin Ice”.  Rupanya Chapman telah menunggu sejak tadi dengan senjata di tangan. Data lengkap mengenai John Lennon agaknya telah dia siapkan sebelumnya.

John Winston Lennon lahir pada 9 Oktober 1940 di Liverpool Inggris. Dia merupakan salah seorang anggota kelompok band the Beatles bersama Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr. Beatles, sebuah  band asal Inggris yang sangat terkenal pada tahun 1960-an. Kelompok musik ini sempat menggemparkan dunia dan menjadi idola para remaja dan anak muda pada masa itu.  Namun berbagai masalah internal yang melibatkan anggota kelompok menyebabkan band ini bubar secara resmi pada 1970.

Setelah kelompok musik the Beatles bubar, John bersolo karir dibantu oleh Yoko Ono, wanita asal Jepang yang dinikahinya pada 20 Maret 1969. Pasca pembubaran, John memisahkan diri dari anggota kelompok lainnya. Kehidupan pribadinya kini jauh dari gonjang-ganjing dan perhatian publik. Para pemuja di seluruh dunia tahu dia tinggal di New York, tetapi hanya segelintir yang tahu dimana dia tinggal di kota itu. John tinggal bersama Yoko dalam sebuah apartemen di bilangan St.Dakota.

St.Dakota kini merupakan saksi bisu bagi suatu peristiwa mengerikan yang merenggut nyawa sang superstar puluhan tahun  lalu.  Menuju kawasan itu terdapat sebuah jalan masuk bernama Cetral Park West. Disini tampak para penjaja barang menawarkan  cendera mata terkait dengan almarhum seperti foto, lukisan maupun kartu pos. Di kawasan ini terdapat lapangan yang dinamakan Strawberry Fields untuk mengenang namanya. Di tengah lapangan terdapat sebuah mosaik bertuliskan sebuah kata “Imagine”.

John Lennon telah pergi untuk selama-lamanya. Pada saat itu Yoko mengumumkan tidak ada upacara khusus bagi pemakaman sang suami. Jenazah John  dikremasi di Ferncliff Cemetery di Hartsdale New York. Dikabarkan Yoko menebarkan abu jenazah John di Strawberry Fields. Namun ada juga selentingan yang mengatakan Yoko menyimpan abu itu. Mark David Chapman sendiri didakwa telah melakukan pembunuhan tingkat dua dan harus mendekam dalam penjara selama 20 tahun.

.

Sumber bacaan: CNN dan Wikipedia

Beslan Kenang Tragedi Lima Tahun Lalu

Selasa, 1 September 2004 sekitar jam 9.15 pagi di Beslan Chechnya. Pagi itu adalah hari pertama sekolah sehingga kebanyakan anak-anak yang baru masuk sekolah masih ditemani oleh orang tua masing-masing. Ada sekitar 1.200 orang yang berkumpul di sekolah itu  terdiri dari murid-murid sekolah, para orang tua murid, serta guru-guru. Biasanya, setiap hari pertama sekolah apalagi sekolah dasar sudah pasti riuh rendah oleh teriakan maupun rengekan anak-anak.

Namun, tidak lama kemudian suasana riang di sekolah itu mendadak berobah menjadi ketakutan. Sekelompok orang bersenjata lengkap tiba-tiba menghambur masuk kedalam komplek sekolah lalu menyandera seluruh yang hadir. Mereka diperintahkan masuk ke dalam gedung olah raga lalu mengurung mereka disana. Ternyata para penyerang ini adalah militan Chechnya dan mereka berjumlah 32 orang. Mereka menuntut agar pemerintah Rusia  segera menarik pasukannya keluar dari wilayah Republik Chechnya.

Upaya perundingan untuk pembebasan sandera dengan pemerintah Rusia tampaknya menemui jalan buntu. Alih-alih memenuhi tuntutan militan, Moskow segera mengirimkan pasukan khusus yang sangat ditakuti. Setiba disana, pasukan ini segera mengambil posisi mengepung sekolah. Jalan keluar masuk kotapun mereka tutup agar satu orangpun tidak bisa lolos keluar dari sana. Selama tiga hari dunia menunggu sambil berharap cemas, agar semua kemelut ini bisa berakhir dengan suasana damai.

Ternyata apa yang terjadi kemudian adalah sebaliknya. Tepat pada hari ketiga, tiba-tiba terdengar serangkaian suara ledakan yang berasal dari dalam gedung. Suasana kemudian berobah menjadi panik dan kacau. Pasukan khusus Rusia segera menyerbu masuk ke dalam gedung tanpa  memperdulikan keselamatan para sandera yang terperangkap disana. Tidak lama kemudian, mulai terdengar suara tembakan maupun ledakan silih berganti.

Akhirnya gedung sekolahpun bisa direbut dan dikuasai. Setelah semua terkendali dan tak ada lagi tembakan balasan, pencarian korban pun dimulai. Dunia dikejutkan dengan banyaknya korban meninggal dalam serangan itu. Terdapat 334 orang korban yang tewas dimana lebih dari 180 orang diantaranya adalah anak-anak. Militan yang selamat dan dapat ditangkap hidup-hidup hanya satu orang, selainnya tewas di tempat kejadian. Nur-Pashi Kulayev─demikian militan yang tertangkap─telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2006.

Berita mengenai penyerangan itu sendiri simpang siur. Sebagian ada yang menyalahkan penembak jitu dari pasukan khusus Rusia karena memulai tembakan lebih dahulu. Tembakan ini segera memicu balasan dari pihak militan dengan melakukan serangkaian ledakan di dalam gedung sehingga menimbulkan korban jiwa cukup besar. Namun pasukan khusus ini tidak mau dipersalahkan begitu saja. Mereka mengatakan, yang memulai serangan justru pihak militan sendiri.

Mengenang lima tahun tragedi itu, Selasa 1 September 2009 lalu para sanak keluarga korban datang berkunjung ke sekolah itu. Pada dinding sekolah tertempel deretan gambar anak-anak yang menjadi korban tragedi itu. Reaksi pemerintah Rusia sendiri cenderung meninggalkan peristiwa kelam itu dimasa lalu. Peliputan lima tahun peristiwa itu malah kalah dengan peliputan peringatan awal Perang Dunia II yang waktunya hampir bersamaan. Pertanyaan tentang bagaimana tindakan pemerintah dalam mengusut peristiwa itu tetap tidak terjawab.

Situasi terkini di Chechnya bisa dikatakan masih jauh dari aman. Di desa kecil Mesker-Yurt─30 Km arah selatan ibu kota Grozny─Selasa, 25 Agustus lalu seseorang mendekat ke arah kenderaan polisi yang sedang parkir di bengkel perbaikan mobil. Tiba-tiba dia meledakkan dirinya dengan bom yang telah disiapkan sebelumnya. Tiga polisi tewas di tempat sedang satu orang lagi meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit.

Pelaku pemboman diidentifikasi bernama Magomed Shakhidov usia 25 tahun. Dia seorang bekas pemberontak dan telah pernah dipenjara pada 2004. Selepas dari penjara, dia bergabung dengan pemberontak lagi. Seminggu sebelumnya, dua pelaku bom bunuh diri berkenderaan sepeda telah menewaskan 4 orang polisi serta melukai 3 orang lainnya. Peristiwa itu terjadi di jalan-jalan kota Grozny. Itu adalah kali pertama sepeda digunakan oleh pelaku bom bunuh diri di provinsi  Rusia yang selalu diliputi kegelisahan itu.


.

Sumber : CNN

Potong Alat Vital Bayi Ibu Diganjar 99 Tahun Penjara

HOUSTON─Seorang ibu asal Houston yang didakwa telah melakukan mutilasi terhadap bayinya dua tahun lalu dengan cara memotong alat vitalnya sampai putus, dijatuhi hukuman penjara selama 99 tahun pada Senin lalu.

Namun tidak lama setelah keputusan juri dibacakan, Katherine Nadal─demikian nama sang ibu berusia 28 tahun─langsung menjerit sambil berkata bahwa dia tidak pernah melukai anaknya. Para juri sendiri sudah bertindak amat hati-hati  selama dua jam pada Senin malam lalu sebelum memutuskan hukuman, termasuk denda sebesar $10.000. Minggu lalu, juri yang sama telah menuduh dia melakukan kejahatan tingkat satu dengan melukai seorang anak.

Para juri memilih hukuman yang memungkinkan berkisar antara hukuman percobaan sampai penjara seumur hidup. Nadal yang tampak menggelengkan kepalanya ketika ketua dewan juri membacakan hukuman, harus menjalani hukuman sekurang-kurangnya 30 tahun sebelum dia memenuhi kriteria untuk mendapatkan pembebasan bersyarat.

Jaksa penuntut sendiri telah melakukan tuntutan dengan hukuman penjara seumur hidup. Para penasehat hukum Nadal tidak memintakan hukuman secara khusus, mereka hanya meminta pada  para juri agar tidak membuat keputusan berdasarkan kebencian atau balas dendam.

Nadal telah menyatakan bahwa anjing keluarga itu, “Shorty” seberat  6-7 pon bertanggungjawab atas mutilasi anaknya Holden Gothia yang saat itu masih berusia 5 minggu ketika sedang tidur di kamar tidur orang tuanya pada Maret 2007 lalu di apartemen mereka yang terletak dipinggir kota Houston.

Tetapi jaksa penuntut bersikeras bahwa dia sedang mabuk pengaruh obat-obatan ketika memutilasi anaknya dengan sebuah benda tajam tidak dikenal. Pihak berwenang mengatakan bahwa Nadal sebelumnya telah pernah ditangkap akibat penyalahgunaan obat-obat terlarang. Dari hasil pemeriksaan, dia terbukti positip menggunakan kokain, methadon dan xanax setelah melakukan perbuatan  itu. Holden sendiri selamat, tetapi bagian-bagian tubuh yang hilang tidak pernah ditemukan.

Setelah hukuman diumumkan, bibi Holden bernama Patches DeShazo, yang menjadi pengasuh Holden yang kini berusia 2 tahun, membacakan pernyataan tentang dampak  dari tindakannya terhadap korban. “Saya sangat berterima kasih pada saat kamu berhak atas pembebasan bersyarat yang akan kamu dapatkan di luar tahun-tahun dimana kamu seharusnya melahirkan anak. Hal yang membuat saya merasa gila hingga hari ini  ketika mendengar kamu mengatakan, saya tidak melukainya,” demikian DeShazo dalam pernyataannya.

Pernyataan ini mendorong Nadal berteriak lagi dari meja dimana dia duduk bersama penasehat hukumnya sambil mengatakan, “Saya hanya melalaikannya. Saya tidak melukainya!”

Ayah anak itu, Camden Gothia lalu bangkit sambil berteriak ke Nadal, “Kau menyiksa dia bahkan ketika dia masih berada dalam kandungan,” hal ini menjelaskan Nadal telah menggunakan obat-obatan ketika masih mengandung Holden. Gothia lalu meninggalkan ruang pengadilan.

DeShazo dan suaminya diberi hak mengasuh Holden setelah orangtuanya menyatakan melepaskan haknya. Ayahnya Camden Gothia datang melihat nya secara teratur.

Setelah dengar pendapat, jaksa Tammy Thomas  memberitahu para wartawan bahwa Nadal tidak akan pernah mengakui apa yang telah dia lakukan.

Selama silang pendapat yang dilakukan secara tertutup dalam fase penghukuman di pengadilan, Thomas memberitahu para juri bahwa Nadal telah menghukum anaknya dalam kesakitan dan penderitaan seumur hidup. “Nadal merenggut identitas anaknya selaku manusia dan membuang atau melemparkannya dalam kaleng sampah,” Thomas menambahkan.

Para dokter juga memberi kesaksian bahwa Holden harus menjalani pembedahan dan konseling selama bertahun-tahun.

Para pembela Nadal memberitahu juri bahwa tak ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk membantu Holden. “Para juri harus menghukum Katie Nadal. Itu pekerjaan kalian. Tetapi apakah yang seharusnya menjadi pertimbangan? Saya harap kalian melakukannya bukan karena kebencian maupun balas dendam,”  kata penasehat hukum Skip Cornelius.

Sumber : FOXNEWS.COM (diterjemahkan secara bebas)

Akhir Petualangan Seorang Hacker Jenius

Owen Thor Walker/Telegraph
Owen Thor Walker/Telegraph

Anda tentu masih ingat Owen Thor Walker, bukan? Dia seorang hacker jenius dengan julukan “Akill”, masih remaja berusia 18 tahun asal Selandia Baru. Selain Akill, dia juga menjuluki dirinya dengan “Snow Whyte” atau “Snow Walker”. Jaringan dia kendalikan dengan menggunakan server di luar Selandia Baru, terutama dari Malaysia. Walker adalah seorang programmer komputer otodidak yang telah berhasil menciptakan perangkat lunak berupa virus computer yang dapat mengakses nama serta membaca sandi pengguna internet. Virus ini sangat istimewa dan unik karena benar-benar terlindungi dengan baik sehingga tidak dapat dideteksi oleh perangkat lunak anti virus yang ada saat ini.

Sialnya hasil karya Walker ini telah dimanfaatkan oleh sekelompok pelaku kriminal untuk menembus dan mencuri data pribadi sekitar 1,3 juta pengguna internet di seluruh dunia. Setelah berhasil masuk, mereka mulai mengirim virus, membaca data pribadi, lalu membobol rekening bank atau kartu kredit korbannya sehingga menimbulkan kerugian sebesar US$ 20,59 juta. Walker sendiri mengaku tidak terlibat secara langsung dalam kejahatan ini, dia hanya menerima sejumlah US$ 31.000 sebagai imbalan atas program virus yang dia rancang. Bila dikonversi ke rupiah, jumlah yang diterima Walker hanya Rp 310 juta jauh lebih kecil dibanding jumlah yang diraup oleh para pencoleng itu senilai lebih kurang Rp 210 milyar!

Tindakan kejahatan kelompok hacker ini mulai meresahkan pengguna internet, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Puncaknya ketika suatu serangan yang melibatkan 50.000 komputer menyusup dan mengacaukan server komputer milik Universitas Pennsylvania di Amerika Serikat pada 2006. Investigasipun segera dilakukan oleh FBI bekerjasama dengan pihak berwenang Belanda serta polisi Selandia Baru. Pada Nopember 2007, Walker─saat itu masih sekolah dan berusia 16 tahun─ ditangkap dan ditahan dengan tuduhan menjadi otak dari jaringan kejahatan komputer internasional, mengacak-acak lebih kurang 1,3 juta komputer dan menggerogoti jutaan dollar dari rekening bank para korban.

Dalam sidang pengadilan tinggi di Hamilton Selandia Baru, Walker telah mengaku melakukan 6 jenis kejahatan komputer sehingga terancam hukuman maksimum 7 tahun penjara. Tetapi vonnis yang dijatuhkan oleh hakim ternyata berkata lain. Walker hanya disuruh membayar denda sebesar US$ 10.000 atas kerusakan yang dia buat pada komputer milik Universitas Pennsylvania serta memaksa dia untuk menyerahkan asset yang berkaitan dengan komputer miliknya ke polisi. Dalam sidang terungkap bahwa disamping jenius, Walker ternyata seorang penderita Asperger’s Syndrome yakni sejenis penyakit autis dalam bentuk ringan. Inilah yang mendasari vonnis hakim sehingga Walker luput dari pidana penjara.

Nasib Walker selanjutnya pasca persidangan membuat kita terheran-heran. Penegak hukum disana rupanya amat kagum dengan keampuhan program virus buatannya sehingga mereka berusaha untuk mengamankan keahlian anak muda ini serta berniat untuk menggunakannya pada sisi hukum yang benar. Para investigator internasional juga beranggapan sama. Mereka menilai program virus buatan Walker merupakan suatu karya paling canggih yang pernah mereka temukan. Dan, Walker benar-benar bernasib mujur ketika muncul sekelompok orang yang bersedia membantu untuk melunasi denda serta kerugian materi lain akibat perbuatannya sehingga dia benar-benar terbebas dari segala tuduhan.

Akhir petualangan Walker─seorang hacker jenius yang autis─berakhir dengan happy ending. Dia akhirnya dipekerjakan oleh TelstraClear─sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Selandia Baru─menjadi konsultan keamanan cyber di perusahaan itu. Walker dianggap memiliki kemampuan untuk membantu eksekutif senior serta pelanggan memahami ancaman keamanan dari pelaku cybercrime yang dapat menyerang jaringan mereka. Memang seorang jenius seperti Walker lebih bermanfaat apabila dirangkul dan diajak bekerjasama ketimbang memasukkan dia ke bui yang malah bisa memperparah serta meningkatkan kadar kejahatannya. Tambahan lagi, dia hanya seorang penderita autis yang layak untuk diberi perhatian.

Sumber : news.com.au, telegraph.co.uk, warungmp3.com, bbc news, herald sun, dan softpedia

Cybercrime: Ancaman Serius Bagi Pengguna Internet

Kemajuan di bidang elektronika semakin berperan dan amat besar sumbangannya bagi perkembangan komunikasi dan telekomunikasi saat ini. Kenyataan ini bisa dilihat dari berbagai penemuan baru dalam perangkat keras maupun perangkat lunak komputer hanya dalam tenggang waktu yang relatif singkat. Disamping kapasitas dan kemampuan yang semakin besar dan cepat, barang juga relatip mudah didapat dengan harga semakin terjangkau. Bahkan, kini banyak perangkat lunak yang ditawarkan dan bisa diunduh secara gratis. Harga laptop jinjing tiga tahun lalu masih di atas sepuluh jutaan, sekarang dengan uang lima juta rupiah kita sudah bisa memilikinya. Satu hal lagi yang lebih menggembirakan, dengan telepon selular model tertentu, kita sudah bisa berinternet ria.

Di dunia maya, tidak ada lagi batas-batas yang jelas dan nyata antara satu negara dengan negara lain. Seseorang bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam dua negara yang berbeda, kendati belum pernah bertemu ─ bahkan saling mengenal ─ sebelumnya secara fisik. Komunikasi bisa dilakukan kapanpun, dimanapun dan dengan siapa saja. Tidak perlu repot berurusan dengan kantor imigrasi untuk mengurus paspor, visa, atau dokumen lain. Demikian pula dengan kantor pajak, dimana ada kewajiban membayar fiskal luar negeri terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar negeri.

Kini orang mulai cenderung berkomunikasi satu sama lain lewat internet. Satu perusahaan yang berpusat di Jakarta misalnya bisa berhubungan setiap saat dengan cabang-cabang di seluruh tanah air. Begitu pula untuk berkirim surat, kini lebih sering dilakukan lewat surat elektronik atau eMail. Hal ini bisa dimaklumi ─ meskipun di lain pihak perkembangan ini  boleh jadi bukan sesuatu yang menggembirakan bagi  kantor pos ─ karena jangka waktu pengiriman jauh lebih cepat, efektip dan efisien.  Dalam hitungan detik, surat elektronik yang dikirim sudah bisa dibaca di alamat yang dituju. Jauh sekali perbedaannya bila dibandingkan dengan kondisi puluhan tahun lalu, dimana kita sering gelisah dan tidak sabar menunggu kedatangan petugas kantor pos mengantar surat yang sudah lama kita nantikan.

Cybercrime, bisa diartikan sebagai kejahatan di dunia maya atau internet ─ sepak terjangnya kini semakin merisaukan seiring dengan perkembangan jaringan internet. Tindakan mereka tidak lagi sekedar iseng atau mengganggu tetapi sudah mengarah ke tindak kejahatan yang merugikan maupun membahayakan pihak lain. Sering kita mendengar rekening seorang nasabah habis dikuras tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Demikian pula dengan pembuatan serta penggunaan kartu kredit palsu yang mengakibatkan kerugian yang jumlahnya tidak sedikit. Atau, suatu ketika tiba-tiba kita tidak bisa menggunakan komputer kita sendiri karena sudah dikendalikan orang lain tanpa kita sadari. Kasus-kasus di atas adalah merupakan contoh dari tindakan para pelaku cybercrime yang jelas sangat merugikan.

Kini pemerintah Amerika Serikat sendiri sudah mulai terusik dengan tindakan para cybercrime. Pada 26 Mei 2009 lalu FBI diwakili oleh Asisten Direktur Divisi Cyber Shawn Henry melakukan diskusi singkat dilanjutkan acara tanya jawab dengan para wartawan asal manca negara. Topik yang dibahas adalah, “Cybercrime dan Kerjasama Internasional untuk Memerangi Ancamannya.” Dalam kata pembukaan Henry memaparkan secara panjang lebar adanya ancaman nyata dari cybercrime saat ini melalui berbagai jaringan baik di Amerika Serikat sendiri maupun informasi yang diperoleh secara langsung dari negara mitra yang tersebar di seluruh dunia. Berbagai serangan dilakukan secara teratur atas berbagai jaringan yang ada terutama sektor jasa keuangan.

Penyelidikan yang dilakukan telah dapat mengidentifikasi kelompok-kelompok yang beroperasi dari berbagai negara yang sedang menargetkan sasaran pada sektor keuangan untuk keuntungan pribadi. Juga terungkap adanya usaha-usaha dari pihak yang bersimpati pada kelompok tertentu untuk menyusup pada jaringan-jaringan, lalu memutuskan jaringan, dan mengambil seluruh informasi intelijen yang ada di dalamnya.

Serangan cybercrime yang meningkat pesat akhir-akhir ini adalah serangan yang dilakukan oleh kelompok terorganisir yang sering bertemu secara on line dalam lingkungan dunia maya. Anggota kelompok ini berasal dari berbagai negara dan masing-masing punya keahlian tersendiri. Mereka sendiri satu sama lain tidak pernah bertemu secara fisik melainkan bergabung secara kolektif dengan cara on line. Bisa dibayangkan, dengan berbagai keahlian yang dimiliki tentu kelompok ini tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan target yang diinginkan.

Ruang lingkup serangan cybercrime adalah global, karena internet sendiri tidak punya batas secara geografis. Akibat dari serangan ini sangat berpengaruh pada perdagangan dan tidak terbatas di Amerika Serikat sendiri juga lembaga keuangan dan sektor ekonomi lainnya di seluruh dunia. Banyak dari anggota kelompok ini bergabung bersama secara on line di dunia maya dan sering berada dalam lima atau enam negara yang berbeda. Tanpa ada upaya kerja sama dengan negara mitra setempat, tentu kemampuan untuk mencoba menghentikan atau mengurangi ancaman itu menjadi terbatas.

Kini serangan cybercrime ini sudah merambah dengan cepat ke jaringan sosial yang sangat populer saat ini ─ Facebook. Banyak pengguna Facebook yang menjadi mangsa para penipu karena mereka beranggapan situs jaringan sosial adalah surga aman pada internet. Keluhan-keluhan yang timbul akibat serangan pelaku cybercrime ini mulai bermunculan. Lisa Severens dari Worcester, Massachusetts misalnya, memberitahukan virus telah menyusup dan mulai mengendalikan komputernya dengan cara mengirimkan gambar-gambar porno ke kolega-koleganya. Dia merasa amat malu sehingga harus mengganti komputernya dengan yang lain karena perangkat lunak jahat itu sendiri tidak bisa disingkirkan.

Cybercrime ─ kerugian yang ditimbulkan milyaran dollar bagi perusahaan dan perorangan di Amerika Serikat ─ bisa menyebar dengan cepat karena para berandalan ini bisa memanfaatkan keluguan para pengguna tentang sisi gelap dari jaringan sosial. Peningkatan serangan ini sendiri menggambarkan suatu pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh  Facebook. Para ahli mengatakan penyusup-penyusup ini mulai menyabotase Facebook setelah melihat jumlah anggotanya yang meningkat tajam, dari 120 juta pada Desember 2008 menjadi 200 juta orang saat ini.

Berandalan ini menerobos masuk Facebook dengan cara berpura-pura sebagai teman dari pemakai lalu segera mengirimkan pesan-pesan sampah yang mengarahkan mereka ke situs yang telah mencuri data pengguna lalu mulai menyebarkan virus. Seorang juru bicara Facebook mengatakan persentase keberhasilan serangan ini relatip sama dengan pertumbuhan anggota, yakni kurang dari 1% dari jumlah seluruh anggota selama lima tahun terakhir.

Dari markas besarnya di Palo Alto, California Facebook mengatakan pihaknya selalu berusaha untuk menjaga keamanan data para pengguna dengan cara menyisir pesan-pesan sampah dan perangkat lunak jahat yang sedang menargetkan sasarannya. Tetapi meskipun demikian, Facebook juga selalu memesankan agar setiap anggota harus bertanggungjawab bagi keamanannya sendiri. Walaupun mereka selalu berusaha untuk menjaga agar data para  pengguna  di Facebook aman, namun itu bukan merupakan suatu jaminan.

Sumber bacaan: Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Osinfo-Open Sources Information, dan Reuters